Total Tayangan Halaman

Kamis, 13 Maret 2014

Asal Mula Peperangan di Iwo Jima



 Pada tahun 1941, kediktatoran militer Jepang berperang melawan Amerika Serikat. Tujuan utama Jepang adalah untuk memperoleh sumber alam,terutama minyak, untuk perang mereka melawan China. Tapi sampai tahun 1945, setelah beberapa tahun terlibat peperangan yang brutal dan pahit, industri di tanah Jepang tetap tak tersentuh samasekali dan terus berproduksi. Amerika Serikat dan para sekutunya mencari cara untuk menghentikan kemampuan produksi tanpa harus menginvasi Jepang, suatu gerakan yang dapat menimbulkan korban jiwa berjumlah ribuan di pihak Sekutu.

  Menjawab tantangan tersebut, Amerika Serikat akhirnya mengembangkan cara untuk mencappai kepulauan Jepang dan menghancurkan kemampuannya dalam membangun senjata dan peralatan perang lainnya. Hasilnya adalah pesawat pembom B-29 Superfortress. Pengembangan pesawat itu sebenarnya telah dimulai pada 1938, tiga tahun sebelum Amerika Serikat terlibat dalam perang. Superfortress berjarak tempuh 8.000Km lebih. Pesawat itu pun segera diproduksi di Amerika Serikat. Tapi Superfortress punya banyak masalah, terutama mesinnya yang mudah terbakar. Meskipun demikian, 150 pesawat berangkat dari pangkalan udara di India, pesawat raksasa itu terbang ke China, mengisi ulang bahan bakar, dan membom Jepang dari jarak sangat tinggi. Tapi hasilnya tak seberapa. Banyak Superfortress jatuh dan menewaskan awaknya, kebanyakan disebabkan oleh masalah mekanis pada pesawat pembom itu.
  Namun Sekutu terus memperketat kepungannya di sekeliling pulau utama Jepang. Pada Juni dan Juli 1944, pasukan Amerika berhasil merebut pulau Guam, Saipan, dan Tinian di kepulauan Mariana. Dengan berangkat dari landas pacu yang batu dibangun di pulau-pulau itu,  pesawat-pesawat B-29 berada lebih dekat lagi ke daratan utama Jepang. Pangeran Jepang, Higashikuni, Komandan Markas Besar Pertahanan Dalam Negeri, mengakui bahwa "Perang selesai saat kepulauan Mariana direbut." Perdana menteri Jepang, Jendral Hideki Tojo, dibawah tekanan Kaisar Hirohito, mengundurkan diri pada 9 Juli 1944. Perang terus berlanjut.
  Perhatian kedua belah pihak pun tertuju pada pulau kecil Iwo Jima. Pulau itu ada dalam gugusan kepulauan Bonin-Volcano (Ogaswara), ditengah jalan antara Kepulauan Mariana dan Jepang. Pulau Iwo Jima hanya seluas 20,7Km persegi. Pulau itu punya dua lapangan udara, dan yang ketiga sedang dibangun. Jepang menguasai Iwo Jima. Mereka menggunakannya sebagai stasiun radar dan pangkalan Grup Udara Angkatan Laut ke-301. Jika tentara Amerika dapat menguasai pulau itu, maka lapangan udaranya dapat digunakan oleh pesawat tempur mereka untuk mengawal B-29 kembali ke pangkalannya di Kepulauan Mariana. Atas desakan laksamana Amerika, Raymond Spruance, Amerika memutuskan untuk melancarkan serangan terhadap sepotong lahan penting itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar