Total Tayangan Halaman

Sabtu, 24 Agustus 2013

Peloponessos War

  Perang Peloponessos adalah perang antara polis atau negara kota di Yunani yang berlangsung sekitar tahun 431-404 SM. Pertempuran ini terjadi setelah gagalnya ekspansi kerajaan Persia ke negeri Yunani. Saat Xerxes menyerbu Yunani, hampir semua polis bersatu menghadapi serbuan Persia. Mereka tergabung dalam Liga Hellenik. Namun, setelah Perang Persia selesai, masing-masing polis saling berebut untuk menjadi yang tertinggi di dalam Liga. Dua Polis terkuat saat itu adalah Athena dan Sparta, mereka saling bersaing merebutkan pengaruh.
  Saat terjadi pergantian pimpinan dalam liga Hellenik, hasil musyawarah memutuskan Cimon dari Athena sebagai ketua. Hal tersebut ditentang oleh Sparta. Lalu sparta beserta polis lain yang tidak sepakat memilih keluar dari Liga Hellenik dan mendirikan Liga Peloponessos. Sekutu Sparta sebenarnya merupakan anggota lama karena sebelum bergabung dengan Hellenik, Liga Peloponessos sendiri sudah ada sejak abad ke-6 SM. Adapun Liga Hellenik Kemudian berganti nama menjadi Liga Delia dengan komando Athena.
  Dalam pertempuran, pasukan Peloponessos mengandalkan serangan darat, sedangkan Delia unggul melalui armada laut. Diawal perang, Sparta melancarkan invasi ke Attica,sementara Athena berbalik menyerang pantai Peloponessos. Pernah terjadi gencatan senjata pada tahun 421SM, dengan ditanda-tanganinya perjanjian Nicias. Namun, pertempuran kembali meletus di tahun 415SM, saat Athena melakukan invasi besar-besaran ke Syracuse di Sisilia, namun serangan ini dapat dipatahkan oleh pasukan Sparta.
  Untuk menambah kekuatan militernya, Sparta kemudian bekerja sama dengan kerajaan Persia, bekas musuhnya dulu. Alhasil Sparta berhasil menghancurkan armada laut Athena di Aegospotami. Kemenangan Sparta atas Athena menyudahi perang saudara di negeri Yunani.
  Namun, konflik panjang antara polis-polis tersebut membuat Yunani lemah dari segala sisi, baik ekonomi maupun pertahanan. Kondisi tersebut kemudian dimanfaatkan oleh raja Philips II dari Macedonia. Dengan mudah ia berhasil menguasai Yunani dan membangun Imperium baru.

Sumber : "SEJARAH PERANG-PERANG BESAR DI DUNIA"
Penulis : Astrid D.H. & Faisal A. Nadif

Kamis, 22 Agustus 2013

Vassili Zaitsev

Vassili Zaitsev mungkin merupakan Sniper terbaik berkat film Enemy At The Gates. Akan tetapi kebenarannya hanya sebatas pertempuran Stalingrad. Tidak ada spesialis Sniper kontra Nazi dalam kehidupan nyata. Tidak juga untuk seperti yang terlihat di film. Memang benar Zaitsev dilahirkan di Yeleninskoye dan dibesarkan di pegunungan Ural. Nama keluarganya berarti "Hare".Sebelum Stalingrad, ia bertugas sebagai pegawai administrasi di Angkatan Laut Soviet. Namun sesudah membaca tentan konflik di kota ia menawarkan bantuan secara sukarela di garis depan. Ia bertugas di 1047th Rifle Regiment. Zaitsev menjalankan sekolah Sniper di Metiz Factory. Para siswa yang berlatih disebut Zaichata, yang berarti "Leverets" (Baby Hares). Ini adalah permulaan gerakan Sniper di 62nd Army. Diperkirakan Sniper yang ia latih telah membunuh lebih dari 3.000 tentara musuh.
  Zaitsev sendiri telah membunuh 242 jiwa antara oktober 1942 sampai Januari 1943, tapi jumlah yang nyata mungkin mendekati angka 500. Diantaranya adalah Erwin Konig, yang disebut-sebut sebagai Sniper Wehrmacht dengan tingkat kecakapan yang sangat tinggi.
  Zaitsev mengklaim dalam memoarnya bahwa duel terjadi selama tiga hari di reruntuhan Stalingrad. Detil tentang apa yang sebenarnya terjadi tidak cukup jelas, tapi menjelang akhir periode tiga hari Zaitsev telah membunuh Sniper itu dan mengklaim teropongnya menjadi tropi yang paling berharganya tropi ini baginya menunjukan bahwa orang yang telah ia bunuh pasti hampir sebaik Zaitsev sendiri.

Sumber :
"Sniper, One Shot, One Kill, Jejak penembak legendaris"
Penulis :
Ardisson Muhammad
Baca Juga :
Simo Hayha