Total Tayangan Halaman

Sabtu, 25 Mei 2013

Simo Hayha

Ia adalah seorang tentara Finlandia yang menggunakan senapan iron sighted bolt action,yang berhasil menorehkan rekor tertinggi Sniper dalam membunuh musuh di medan perang.
Hayha dilahirkan di kota Rautjarvi yang sekarang dekat dengan perbatasan Finlandia dan Rusia,dan mulai tugas militernya pada tahun 1925. Tugasnya sebagai Sniper dimulai selama musim Dingin (1939-1940) ketika terjadi perang antara Finlandia dan Rusia. Selama konflik Hayha dapat bertahan pada temperatur dingin hingga -40°C.Dalam waktu kurang dari 100 hari ia tercatat telah membunuh 505 orang.Jumlah korban  mati mencapai 542 apabila termasuk yang tidak dapat dikonfirmasi. Di samping pembunuhan dengan senapan Snipernya ia juga tercatat menembak mati sekitar 200 orang dengan senapan Suomi KP/31 Submachine Gun sehingga total korbannya mencapai 705.
Bagaimana Hayha melakukan semua ini benar-benar menakjubkan. Ia pada dasarnya seorang diri sepanjang hari, ditengah salju, menembak orang-orang Rusia, selama 3 Bulan. Tentu saja ketika orang-orang Rusia itu menemukan tubuh membusuk para tentara yang terbunuh, mereka berfikir begitulah Perang, yang pasti memakan korban. Tapi ketika disebut-sebut ada seorang laki-laki yang membawa senapan,mereka memutuskan mengambil tindakan. Pertama-tama mereka mengirim seorang kontra Sniper. Ketika kontra Sniper ini terbunuh, mereka memutuskan mengirim sebuah tim yang terdiri dari beberapa tentara kontra Sniper. Ketika mereka semuanya tidak kembali, mereka mengirimkan seluruh batalion.Namun ternyata mereka semuanya menjadi korban dan tidak menemukannya.Akhirnya mereka memerintahkan suatu serangan senjata berat, tapi tidak mendapatkan manfaat. Hayha memang benar-benar cerdik. Ia dengan sempurna melakukan penyamaran dengan warna putih.Ia menggunakan senjata yang lebih kecil disesuaikan bingkainya yang lebih kecil (5ft3) untuk meningkatkan akurasi. Ia menggunakan suatu teropong besi untuk melihat target yang paling kecil (sebuah teropong menuntut Sniper menaikan kepalanya untuk mengintai).Ia menyatu dengan salju di depan laras senapannya, sehingga ketika ia menembak tidak membuat posisinya kelihatan. Akan tetapi akhirnya ia tertembak rahangnya dengan peluru nyasar selama pertempuran 6 Maret 1940. Ia diangkut oleh tentaranya sendiri yang mengatakan separuh kepalanya hilang. Akan tetapi ia tidak mati dan sadar kembali pada tanggal 13, ketika hari perdamaian diumumkan.

Sumber : SNIPER , One Shot, One Kil, jejak penembak legendaris.Oleh Ardisson Muhammad
Baca Juga :
Vassili Zaitsev

Tidak ada komentar:

Posting Komentar