Total Tayangan Halaman

Minggu, 08 Februari 2015

Indonesian Navy - TNI AL


 Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut atau yang biasa disingkat TNI-AL adalah salah satu cabang angkatan perang dan merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertanggung jawab atas operasi pertahanan negara Republik Indonesia di laut.

 Dibentuk pada tanggal 10 September 1945 yang pada saat dibentuknya bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR-Laut) yang merupakan bagian dari Badan Keamanan Rakyat.

 TNI Angkatan Laut dipimpin oleh seorang Kepala Staff Angkatan Laut (KASAL) yang menjadi pimpinan tertinggi di Markas Besar Angkatan Laut (MABESAL). Sejak 31 Desember 2014 KSAL dijabat oleh Laksamana Madya TNI Ade Supandi yang menggantikan Laksamana TNI Marsetio yang telah memasuki masa pensiun.

 Kekuatan TNI-AL saat ini terbagi dalam dua armada, Armada Barat yang berpusat di Tanjung Priok, Jakarta dan Armada Timur yang berpusat di Tanjung Perak, Surabaya, serta satu Komando Lintas Laut Militer (KOLINLANMIL) dan Marinir.

 Sejarah TNI-AL dimulai tanggal 10 September 1945, setelah masa awal diproklamasikannya kemerdekaan negara Indonesia, administrasi pemerintah awal Indonesia mendirikan Badan Keamanan Rakyat Laut (BKR-Laut). BKR Laut dipelopori oleh pelaut-pelaut veteran Indonesia yang pernah bertugas di jajaran Koninklijke Marine atau Angkatan Laut kerajaan Belanda di masa penjajahan Belanda dan Kaigun di masa pendudukan Jepang.

 Terbentuknya organisasi militer Indonesia yang dikenal sebagai Tentara Keamanan Rakyat (TKR) turut memacu keberadaan TKR Laut yang selanjutnya lebih dikenal sebagai Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), dengan segala kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya. Sejumlah pangkalan Angkatan Laut terbentuk, kapal-kapal peninggalan jawatan Pelayaran Jepang diperdayakan, dan personel pengawaknya pun direkrut untuk memenuhi tuntutan tugas sebagai penjaga laut Republik Indonesia yang baru saja terbentuk. Kekuatan yang sederhana tidak menyurutkan ALRI untuk menggelar Operasi Lintas Laut dalam rangka menyebarluaskan berita proklamasi dan menyusun kekuatan bersenjata di berbagai tempat di Indonesia. Disamping itu ALRI juga melakukan pelayaran penerobosan blokade laut Belanda dalam rangka mendapatkan bantuan dari luar negeri.

 Selama tahun 1949-1959 ALRI berhasil menyempurnakan kekuatan dan meningkatkan kemampuannya. Di bidang Organisasi ALRI membentuk Armada, Korps Marinir yang saat itu disebut sebagai Korps Komando Angkatan Laut (KKO-AL), Penerbangan Angkatan Laut, dan sejumlah Komando Daerah Maritim sebagai komando pertahanan kewilayahan aspek laut.

 Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI pasal 9, TNI AL bertugas :

1. Melakukan tugas TNI matra laut di bidang pertahanan;
2. Menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut yuridikasi nasional sesuai dengan       ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi;
3. Melaksanakan tugas diplomasi Angkatan Laut dalam rangka mendukung kebijakan politik luar     negeri yang ditetapkan oleh pemerintah;
4. Melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra laut;
5. Melaksanakan Pemberdayaan wilayah pertahanan laut.

                                                                Kapal Perang TNI-AL
Chang Bogo Class

 Indonesia membeli 3 kapal selam dari Korea Selatan untuk menambah armada kapal selam TNI AL, dilengkapi dengan peluncur torpedo 533mm. Kapal ini masih dalam tahap produksi dan pengiriman akan dilakukan antara  tahun 2015-2018.

 Cakra Class

Indonesia
memiliki 2 kapal selam Cakra Class, KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402. Dilengkapi dengan peluncur torpedo 533mm.






Sigma Class Frigate 10514

TNI-AL
memesan Frigate dari Belanda 2 Unit dan masih dalam tahap produksi. 2 Kapal ini dilengkapi Kanon anti-pesawat Oto Melara 76mm, CIWS Oerlikon Millenium Gun System, 12 peluncur vertikal MICA SAM, 8 Exocet MM40 Block III SSM, dan 2x Triple Torpedo Tubes.

Ahmad Yani Class

 Ahmad Yani Class atau Van Speijk Class 
sebelumnya adalah milik angkatan laut Belanda, TNI AL memiliki 6 kapal fregat Ahmad Yani Class, Yaitu :
KRI Ahmad Yani 351
KRI Slamet Riyadi 352
KRI Yos Sudarso 353
KRI Oswald Siahaan 354
KRI Abdul Halim Perdana Kusuma 355
KRI Karel Satsuit Tubun 356
Persenjataan :
meriam anti-pesawat Oto Melara 76mm
2x Twin Simbad SAM
4x C-802 SSM
4x Yakhont SS-N-26 SSM
2x triple Mk.32 Torpedo Launchers


Bung Tomo Class

 TNI-AL
memiliki 3 kapal Bung Tomo Class, yaitu :

KRI Bung Tomo 357
KRI John Lie 358

KRI Usman-Harun 359
Persenjataan :
meriam anti-pesawat Oto Melara 76mm
2x DS 30B REMSIG 30mm Guns
16x VLS MBDA Seawolf SAM
8X Exocet MM40 Block II SSM
2x Triple BAE Systems 324mm torpedo tubes.

Kapal ini sempat membuat kontroversi antara pemerintah Indonesia dan Singapura karena penamaan KRI Usman-Harun 359 membuka luka lama Singapura, hal ini membuat dibatalkannya undangan para perwira TNI-AU untuk mengikuti Singapore Air Show.

Diponegoro Class


 Diponegoro Class
termasuk salah satu kapal perang tercanggih milik TNI-AL. TNI-AL memiliki 4 kapal Diponegoro Class, yaitu :

KRI Diponegoro 365
KRI Sultan Hasanuddin 366
KRI Sultan Iskandar Muda 367

KRI Frans Kaisiepo 368

Persenjataan :
meriam anti-pesawat Oto Melara 76mm
2x 20mm Denel Vektor G12
2x quad MBDA Mistral Tetral SAM dengan 8 misil
4x Exocet MM40 Block II SSM
2x triple B515 torpedo launchers.







Kamis, 05 Februari 2015

Hideyoshi Toyotomi


 Toyotomi Hideyoshi (1536-1581) adalah Shogun hebat yang menyatukan Jepang.
 Hideyoshi adalah anak seorang petani pekerja keras dan miskin.
 Sebagai anak laki-laki, Hideyoshi berjanji pada dirinya bahwa dia akan memastikan para petani tidak perlu bekerja terlalu keras apabila dia menjadi seorang Shogun.
 Hideyoshi dapat mendaftar menjadi seorang prajurit untuk Shogun Oda Nobunaga, yang mencoba menyatukan Jepang melalui kekuatan tentara.
 Suatu hari, menurut legenda, Hideyoshi menghangatkan sepatu Nobunaga untuk berjalan-jalan di musim dingin. Kemudian Nobunaga mengangkatnya sebagai Jenderal.
 Hideyoshi membuktikan bahwa dirinya adalah seorang jenderal yang tegas, dan ketika Nobunaga dibunuh, Hideyoshi melanjutkan tugas untuk menyatukan Jepang, tetapi dengan pemerintahan dan tentara yang baik.
 Pada tahun 1591, Hideyoshi telah menyatukan Jepang, tetapi dia tetap memisahkan kelas para petani dan prajurit.
 Untuk menciptakan suasana mistis di kerajaannya, Hideyoshi memerintahkan guru zen bernama Sen No Rikkyu menyempurnakan upacara minum teh.
 Kelak, Hideyoshi menjadi Paranoid. Mencurigai kepala penasihatnya yang bernama Hidetsugu menyusun rencana, dia membunuh seluruh keluarga Hidetsugu, termasuk Putri Komahime yang cantik.
 Ayah Komahime, Yoshiaki, mengambil keputusan memihak musuh Hideyoshi, Ieyasu Tokugawa, pada pertempuran besar yang mengakibatkan kejatuhan Hideyoshi.                                          

Lihat Juga : Shogun dan Samurai