Total Tayangan Halaman

Kamis, 25 Oktober 2012

Ekosistem

Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan.

Ekosistem Alam : Hutan, Laut, Gurun dan Sungai.
Ekosistem Buatan : Sawah, Ladang, Kolam dan Kebun
Komponen Ekosistem dibedakan menjadi 2:
 1. Komponen Biotik
Terdiri dari makhluk hidup. Contoh : Manusia, Hewan, Tumbuhan.
 2. Komponen Abiotik
Terdiri dari benda mati. Contoh : Batu, Air, Cahaya, Tanah DLL.
          Kegiatan Manusia Yang Merusak Ekosistem
1. Penebangan / Pembakaran hutan
   Akibat:
     A. Hewan kehilangan tempat tinggal > hewan masuk dan merusak perkampungan / pertanian.
     B. Tanah menjadi tandus, karena lapisan tanah yang subur terbawa air.
     C. Polusi > asap kebakaran hutan mengganggu pernafasan.
     D. Banjir > karena tidak ada akar yang menyerap air.
     E.  Tumbuhan dan hewan musnah > mati karena tidak ada makanan dan tempat berlindung.
     F.  Pemanasan Global ditandai dengan suhu di permukaan bumi meningkat karena peningkatan             karbondioksida yang membentuk lapisan pada atmosfer.
     G. Longsor karena tidak ada akar tumbuhan yang menyangga.
2. Penangkapan Ikan Besar-besaran
    A. Dengan pukat harimau > Semua hewan laut tertangkap baik besar maupun kecil, muda atau dewasa. Akibat : Regenerasi ikan terhambat.
    B. Dengan Dinamit > Semua ikan mati, terumbu karang hancur.
    C. Dengan racun / potas > Mematikan semua makhluk hidup di sungai.
    E.  Penangkapan ikan saat musim kawin > menghambat Regenerasi ikan.

Sejarah Jepang

Awal Mula Terjadinya Jepang
Jepang kini sudah dikenal masyarakat dunia bukan lagi sebagai negara berkembang melainkan sebagai negara maju.. Hal ini dibuktikan dengan merajalelanya produk-produk yang beredar dengan lebel Negara Matahari Terbit tersebut. Seperti konsumsi (rumah makan), barang elektronik, transportasi, pakaian, dan bahan baku lainnya bahkan atom & nuklir.
Jepang sendiri adalah negara yang tidak begitu luas dibandingkan dengan Indonesia. Namun Jepang sudah mampu mengalahkan negara-negara Asia lainnya. Luas negara Jepang sendiri adalah + 378.000km2 (ada pula yang menyebutkan hanya 370.000 km2). Itu berarti hanya 1/25 (seper dua puluh lima) dari negara Amerika. Bahkan cenderung lebih kecil dari Kalifornia. 
Berdasarkan keadaan geografis dan sejarahnya, Jepang dibagi menjadi sembilan kawasan dari 47 prefektur. Kesembilan wilayah tersebut adalah Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku, Shikoku, Kyushu, dan Okinawa. Sedang empat pulau utamanya adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu.
Selain dikenal sebagai product monster, Jepang juga dikenal sebagai negara misteri karena penuh tanda tanya dan sejarah. Mulai dari agama, bahasa, kebudayaan, penduduk, hingga awal terjadinya kepulauannya. Jika Amerika ditemukan oleh Colombus?, maka tidak begitu dengan Jepang.
Awal terjadinya kepulauan Jepang dimulai pada masa Palaozoic. Kala itu Jepang masih merupakan dasar lautan. Setelah memasuki masa Mesozoic, dasar lautan yang dimaksud mengalami perubahan dan membentuk daratan yang menyambung dengan Asia. Namun, pada akhir periode III masa Cenozoik, daratan tersebut kembali ke dasar laut.
Pada periode IV masa Deluvium, dasar laut tersebut timbul kembali dan sekali lagi menyatu dengan Asia. Setelah mengalami banyak perubahan alam dan cuaca, pada zaman es ke-3 (Dilivium), daratan yang menyatu dengan Asia ini berangsur-angsur mengalami penurunan dan membentuk kepulauan Jepang seperti sekarang ini.
Jepang yang memiliki ¾ kawasan pegunungan atau + 70% dari keseluruhan daratan memiliki empat musim yang berbeda. Empat musim tersebut adalah musim semi/haru (Maret – Mei), panas/natsu (Juni – Agustus), dingin/fuyu (September – Nopember), gugur/aki (Desember – Februari). Meski perubahan-perubahan iklim & cuaca sangat dinantikan masyarakat Jepang, ternyata Jepang sangat rawan terjadi gempa bumi dan bencana alam akibat letak geografisnya yang dipenuhi dengan pegunungan dan bukit-bukit.
Penghuni Jepang sendiri berasal dari beberapa negara yang bersinggah dan melakukan jual beli. Banyak pihak yang berpendapat berbeda akan hal ini. Masyarakat awam cenderung beranggapan bahwa suku Ainu lah sebagai penduduk pertama Jepang. Namun, pendapat tersebut belum dapat dibenarkan. Pendapat lain juga menyebutkan bahwa penduduk asli atau nenek moyang Jepang adalah yang memiliki kebudayaan Jōmon. Hal ini dikarenakan telah ditemukannya fosil dari hasil kebudayaan Jōmon. Ada pendapat lain yang menyebutkan, dan terkenal dengan sebutan Teori Selatan-Utara bahwa nenek moyang Jepang yang asli berasal dari daratan Asia yang tinggal dan menamakan dirinya sebagai Kikajin yang berawal pada jaman Yayoi.
Teori Selatan menyebutkan bahwa nenek moyang Jepang berasal dari Asia Tenggara seperti Tibet, Taiwan, Kepulauan Pasifik Barat Daya, Melayu, dan bahkan Indonesia. Teori ini dapat dibenarkan dengan adanya penemuan tentang cara bercocok tanam yang dilakukan oleh nenek moyangnya dengan cara membuat sawah.
Teori Utara menyebutkan lain. Di sini disebutkan bahwa nenek moyang Jepang berasal dari pusat daratan Asia seperti Mongol, Manchuria, Siberia, dan Turki. Teori juga dapat dibenarkan karena tata bahasa yang digunakan dalam keseharian msyarakat Jepang sesuai dengan susunan bahasa Korea, Ural, Turki, dan sebagainya.

Zaman di Jepang

Pada dasarnya, Jepang memiliki banyak jaman sesuai dengan perubahan masa dan kekuasaan. Namun, secara garis besar Jepang dibagi menjadi 5 periode. Periode tersebut meliputi
  1. Abad kuno atau disebut dengan ‘Kodai’. Periode ini meliputi zaman primitif / Genshi Jidai (abad ke-3), zaman Yamato (592), zaman Nara (710), dan zaman Hei An (794-1192)
  2. Abad pertengahan atau disebut dengan ‘Chuusei’ yang meliputi zaman Kamakura (1192-1333), zaman Muromachi (1334-1573), dan zaman Azuchi Momoyama (1573-1603)
  3. Abad pra modern atau ‘Kinsei’ yang dimulai dengan zaman Edo (1603-1868)
  4. Abad modern atau ’Kindai’. Pada periode Jepang banyak mengalami perubahan dan mulai dikenal dunia luar. Zaman yan sering dibicarakan ini dikenal dengan zaman Meiji (1868-1912)
  5. Dewasa ini atau lebih dikenal dengan ‘Gendai’. Periode ini meliputi zaman Taisho (1912-1926), zaman Showa (1926-1991), dan zaman Heisei (1991-sekarang?)
Dalam perputaran tiap zaman, Jepang juga mengalami perubahan kebudayaan. Namun, perubahan yang paling besar (meliputi social dan politik) adalah saat terjadinya ‘Restorasi Meiji’. Pada saat itu, Jepang dipaksa untuk kembali membuka diri untuk negara luar.


Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1870473-sejarah-jepang/#ixzz2AIkYo7iQ

Senin, 22 Oktober 2012

Mendidik Anak Agar Tidak Manja

 SEMUA orangtua ingin selalu membahagiakan anak. Segala usaha dikerahkan agar cita-cita anak dapat tercapai. Namun, tak semua perlakuan yang menyenangkan anak akan membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang dewasa dan mandiri. Sebaliknya, kesenangan-kesenangan ini dapat mengantar anak menjadi pribadi manja dan mudah menyerah.

  AGAR tak terjebak pola didik yang tanpa disadari dapat merugikan kehidupan anak di masa depan, orang tua dapat mempertimbangkan hal berikut ini. Anak perlu dikenalkan pada kegagalan. Ini adalah bagian dari hidup yang tak mungkin dihindari. Kegagalan adalah alat pengajaran yang kuat. Contohnya, saat anak menyusun lego atau menggunting gambar, biarkan ia melakukan kesalahan. Jika anak mengikuti perlombaan biarkan ia selesaikan dengan caranya sendiri. Orang tua cukup mengamati saja. Bila anak gagal atau kalah dalam perlombaan itu, ajarkan bahwa gagal bukan sesuatu yang buruk. Itu hanya bagian dari proses.
 Setiap kegagalan yang dihadapi selalu diikuti dengan kekecewaan. Ini tentu bukan perasaan yang menyenangkan. Oleh sebab itu, bila anak mengalami kekecewaan, orangtua dapat mengajari mereka cara untuk menangani perasaan yang sedih ini. Orangtua mengatakan bahwa perasaan kecewa  itu adalah hal yang wajar terjadi. Mengusir rasa kecewa dapat dilakukan dengan mengajak anak mencoba lagi hal yang telah gagal ia lakukan. Ini juga untuk mengondisikan mereka agar tak mudah menyerah.
  Orangtua juga jangan menjadi "ekor" untuk si anak. Maksudnya, jika mereka sesekali ingin bermain diluar bersama teman-temannya, izinkan saja. Jangan pula dibuntuti. Ini akan melatih mereka untuk mulai bertanggung jawab atas diri sendiri dan mengambil keputusan saat menghadapi masalah. Sesekali, beri mereka kesempatan untuk menentukan waktu belajar, memilih mainannya sendiri, dan macam kegiatan yang ingin dilakukan di akhir pekan. Keberanian anak untuk mengambil keputusan diawali dari hal-hal yang sederhana.
  Anak sering merengek agar keinginan mereka dipenuhi. Ini adalah hal yang amat wajar. Namun, ada kalanya perilaku seperti itu justru akan mengendalikan kehidupan orangtua. Situasi itu jangan dibiarkan sebab orangtualah yang membuat peraturan. Orangtua harus tetap menjadi pengendali untuk mengatur keuangan keluarga dan menentukan barang yang bisa dimiliki atau belum pantas untuk anak. Orangtua juga tetap memegang otoritas untuk menentukan waktu istirahat anak dan menu makanan yang sehat.
  Orangtua yang penyayang bukan berarti tidak bersikap tegas kepada anak-anak. Yang tidak boleh dilakukan orangtua adalah menunjukkan sikap kasar. Hal ini karena tegas dan kasar adalah dua hal yang sangat berbeda.

Sumber : Kompas 14 Oktober 2012